Sukses Unas
disusun untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat dalam
memenuhi nilai mata pelajaran bahasa Indonesia
(Silahkan ganti logonya)
Disusun Oleh:
( Nama Penulis )
SMAN 1 SINGOSARI
JALAN ....
KABUPATEN...
TAHUN 2013/2014
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat karunia dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Sukses UNAS, walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Sukses UNAS, walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk membuat karya tulis ilmiah.
Laporan ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka kami ucapkan terima kasih kepada:
1. xxxxxx selaku Kepala SMAN 1 Singosari
2. xxxxxx guru SMAN 1 Singosari yang telah memberikan bimbingan arahan kepada penulis
3. Teman dan Narasumber yang telah memberi dukungan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf
kepada pembaca apabila ada kekeliruan dalam penulisan maupun informasi, kami juga
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan yang lebih baik.
(lokasi), (tanggal)
Penulis
DAFTAR ISI
( tulis daftar berdasarkan halaman )
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ujian Nasional biasa
disingkat UN/UNAS[1] adalah sistem evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu
tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan,
Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi
dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan
sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses
pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.
Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan pada akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan
mutu pendidikan dimulai dengan penentuan standar.
Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong
peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan
adalah penentuan nilai batas (cut off
score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai
batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi
tertentu. Bila itu terjadi pada UNAS atau sekolah maka nilai batas berfungsi
untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas
kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting.
1.2 Rumusan Masalah
Di dalam pembuatan karya
tulis ini, penulis mengambil sebuah judul ‟Sukses UNAS”. Dengan orientasi untuk
memberikan gambaran umum seputar UNAS yang beragam, maka penulis batasi dengan
pembatasan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan pelaksanaan UNAS ?
2. Bagaimana dampak UNAS bagi siswa?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan siswa dan sekolah agar mendapat nilai
UNAS yang maksimal?
[1] Dalam
karya ilmiah ini, penulis menggunakan kata UNAS sebagai Ujian Nasional
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini
adalah ,metode kepustakaan yaitu, metodedengan mengambil data dari bahan
pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selainitu, metode yang digunakan
adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulandata dengan menggunakan
indra .
1.4 Manfaat
penulisan
1.
Menyelesaikan tugas bahasa
Indonesia
2.
Dapat melatih kemampuan menyusun
karya tulis ilmiah
3.
Menambah pengetahuan mengenai UNAS
4.
Siswa dan guru dapat lebih siap
dalam menghadapi UNAS
1.5 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dan pelaksanaan UNAS
2. Mengetahui dampak positif UNAS
3. Mengetahui dampak negatif UNAS
4. Mengetahui usaha sekolah dalam menghadapi UNAS
5. Mengetahui persiapan yang harus dilakukan siswa dalam menghadapi UNAS.
6. Mengetahui manfaat UNAS
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Pelaksanaan UNAS
2.1.1
Pengertian UNAS
Ujian
Akhir Nasional, berasal dari tiga kata yaitu ujian yang memiliki arti hasil
menguji sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu kepandaian, kemampuan
hasil belajar. Akhir memiliki arti selesai, pungkasan, tamat. Dan nasional
berarti kebangsaan, mencakup bangsa, bersentral pada pemerintahan pusat.
Ujian
Akhir Nasional (UAN) yang sekarang bernama UNAS, dapat diartikan sebagai hasil
menguji mutu suatu kepandaian untuk memperoleh hasil belajar yang dilakukan
pada akhir jenjang pendidikan yang bersifat nasional.
UNASadalah
kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Pemerintah
mengadakan ujian akhir nasional dengan memberikan standar atau patokan itu
digunakan sewaktu-waktu tingkat pencapai standar perlu mengetahui sampai dimana
efektivitasnya.
Sejak
kemerdekaan, bentuk evaluasi belajar tahap akhir yang diberlakukan oleh
pemerintah terhadap lembaga-lembaga pendidikan formal, paling tidak, ada tiga
macam bentuk, seperti Ujian Negara, Ujian Sekolah, Ebtanas, dan UNAS.
2.2
Pelaksanaan UNAS
1.
Bahasa Indonesia
2.
Matematika
3.
Ilmu Pengetahuan Alam
1.
Bahasa Indonesia
2.
Bahasa Inggris
3.
Matematika
4.
Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
ada6mata pelajaran yang diujikan,
tergantung penjurusannya:
Berikut adalah jadwal ujian tingkat Sekolah
Menegah Pertama
2.2
Dampak UNAS
2.2.1
Dampak Positif:
1.
UNAS bisa menjadi peningkat mutu
siswa dalam proses pembelajaran untuk menjadi SDM yang bermutu, mungkin dalam
proses belajar siswa tidak serius dalam menerima pembelajaran, tetapi setelah
mendengar kata UNAS siswa akan serius belajar, apalagi UNAS juga sebagai
penentu siswa untuk memasuki sekolah negeri pilihan.
2.
UNAS juga membuat siswa untuk
belajar serius, mungkin dalam keseharian belajar para siswa kurang serius,
tetapi bila mendengar kata UNAS sudah di depan mata, mereka akan belajar lebih
semangat dan bersungguh-sungguh guna menyenangkan hati orang tua mereka.
3.
UNAS juga bisa sebagai indikator
untuk siswa sudah sampai manakah siswa sudah belajar serius untuk menghadapi
masa depan mereka. Dengan nilai hasil ujian siswa, mereka bisa mengetahui
apakah mereka sudah maksimal atau belum, bila belum, perlu dimaksimalkan.
4.
Siswa juga diajarkan untuk tidak
curang seperti menyontek karena pengawasan yang super ketat dan pengawasnya pun
bukan dari guru asal sekolah mereka. Bila ada yang mencurigakan para guru tidak
segan-segan akan mencatat mereka dan melaporkannya pada panitia ujian guna
menentukan hasil akhirnya.
5.
Menjadikan siswa juga tidak
terlalu bergantung pada guru. Dengan begitu, murid akan mencari bimbel untuk
persiapan UNAS atau mereka akan mempelajari soal UNAS tahun lalu guna
mempersiapkan untuk UNAS tahun sekarang.
6.
Dengan adanya UNAS, akan
menciptakan generasi-generasi bangsa kita yang berkompeten. UNAS telah
menyumbang kontribusi dalam rangka penyamaan mutu pendidikan terhadap dunia
internasional.
7.
Peraturan dan pelaksaan UNAS dapat
memacu daya kreativitas dan cara berfikir murid sehingga menjadi generasi yang
kreatif
2.2.2 Dampak Negatif
1.
Siswa harus menyiapkan tenaga
ekstra untuk mengikuti les atau bimbingan belajar. Sisi negatifnya yang lainnya
adalah, siswa kehilangan waktu untuk bermain. Bermain itu penting, namun kita
harus tau kapan kita harus berhenti bermain dan belajar itu. UNAS juga dapat
membuat siswa tertekan, mengapa? Mungkin karena siswa tersebut belum siap untuk
menghadapi UNAS. Namun, setiap siswa harus mempersiapkan diri sebaik mungkin
untuk menghadapi UNAS.
2.
Guru hanya akan mengajarkan
beberapa topik dan atau kompetensi yang (berdasarkan panduan SKL) diprediksi
bakal keluar dalam UNAS, dan kemudian cenderung mengabaikan kompetensi lainnya
yang diperkirakan tak akan diujikan dalam UNAS, walaupun sangat mungkin
kompetensi itu sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari pasca anak didik
keluar dari ruangan ujian. Dalam pengajaran Bahasa Inggris misalnya, hampir
bisa dipastikan bahwa guru hanya akan lebih fokus mengajarkan dua skill saja
(listening dan reading) menjelang UNAS, karena dua skill inilah yang diuji
dalam UNAS. Dengan demikian para guru bahasa Inggris cendrung mengabaikan
pengembangan skill yang lain, seperti speaking dan writing, walaupun sangat
jelas bahwa kemampuan berkomunikasi lisan dan juga tulisan adalah skill yang
sangat penting dan diperlukan dalam dunia yang sebenarnya setelah siswa tamat
sekolah.
3.
UNAS juga berpotensi menyempitkan
kurikulum sekolah (curriculum narrowing) dan mendegradasi arti penting mata
pelajaran tertentu, karena UNAS selama ini hanya menguji tiga mata pelajaran
(dan sekarang ditambah menjadi enam). Walaupun mata ujian UNAS telah ditambah
menjadi enam, tetap saja kesan bahwa pemerintah mengabaikan mata pelajaran
lainnya tak terselesaikan. Pemilihan beberapa mata pelajaran saja yang diujikan
di UNAS bisa misleading, karena
secara tak langsung merefleksikan bahwa mata pelajana non UNAS adalah “kurang
penting‟. Padahal seseorang anak didik tidak bisa hidup hanya dengan beberapa
mata pelajaran yang di UNAS kan saja.
4.
UNAS telah membuat para siswa,
guru, dan orangtua merasa tertekan, dan stress. Rasa tertekan di kalangan siswa
dan guru itu biasanya lebih parah terjadi di sekolah yang lokasinya jauh dari “pusat
peradaban‟ (baca: daerah terpencil). Hal ini mudah dipahami karena disparitas
kualitas pengajaran antara sekolah di daerah urban (perkotaan) dengan dengan
daerah rural (perkampungan) masih menjadi problema dunia pendidikan kita yang
sampai hari ini belum terselesaikan. Maka, ketika standar kelulusan UNAS menuntut
sama untuk semua siswa, tanpa mempertimbangkan objektifitas kualitas pengajaran
di sekolah mereka, maka jelas para siswa, guru, dan juga orangtua di daerah
terpencil akan merasa tertekan, stress, takut, dan bahkan putus asa perihal
kelulusan mereka pada UNAS. Dan akhirnya memicu mereka untuk mencari jalan
pintas.
5.
UNAS merupakan standar yang
ditetapkan pemerintah untuk menentukan siswa berhak lulus atau tidak. Dengan
adanya UNAS, pemerintah akan mengetahui tingkat pendidikan yang telah siswa
jalani selama di sekolah. Akan tetapi, tingkat pendidikan setiap daerah di
Indonesia tidaklah sama. Masih banyak daerah dengan tenaga pengajar yang tidak
sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Lalu ketika standar yang sama diiringi
dengan tidak samanya pengetahuan yang diterima antar daerah, apakah hal itu
dikatakan adil ?
2.2.3 Manfaat UNAS
1.
Penetapan mutu satuan dan atau
program pendidikan di seluruh Indonesia,
2.
Seleksi masuk jenjang pendidikan
yang lebih tinggi atau berikutnya,
3.
Pertimbangan penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan dan atau program pendidikan,
4. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan dan atau program
pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai tingkat
kelulusan tertentu, dan
5.
Perbaikan sarana dan prasarana
untuk guru, laboratorium, perpustakaan, tenaga kependidikan dan keperluan
sekolah lainnya.
6.
Dapat diperoleh hasil pengukuran
mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan
sekolah/madrasah.
7.
Mampu mendorong peningkatan mutu
pendidikan.
8.
Dapat diketahui pencapaian standar
nasional pendidikan, sehingga bisa dilakukan “penanganan lanjut” berdasarkan
pencapaian tersebut.
9.
Diperoleh hasil penyelenggaraan
pendidikan untuk dipertanggung jawabkan secara nasional, propinsi,
kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan kepada masyarakat
2.3Sukses
UNAS
2.3.1 Usaha sekolah
Dalam menghadapi UNAS berbagai usaha telah
dilakukan sekolah dan siswa, tujuannya agar siswa siap menghadapi UNAS dan
memperoleh nilai yang terbaik. Pihak sekolah telah melakukan berbagai cara
dalam menyiapkan peserta didiknya menghadap UNAS, seperti:
1.
Melaksanakan program intensif
belajar
Program ini dilaksanakan beberapa bulan
sebelum Unas, dalam pelaksaannya siswa mendapatkan materi tambahan yang
diperoleh setelah atay sebelum KBM, dapat berupa pembahasan soal ujian
tahun-tahun sebelumnya.
2.
Melakasanakan Tryout sekolah
Di SMPN 1 purwosari sekolah telah melakukan
4 kali tryout yang dilakukan berkesinambungan, tujuannya agar siswa terbiasa
dan terlatih dengan model soal UNAS.
3.
Melakasanakan intensif UNAS
Program ini dilakukan beberpa bulan sebelum
UNAS sampai beberapa hari sebelum ujian, yaitu ketika kegiatan belajar mengajar
materi kelas 9 semester 2 telah selesai. Program ini fokus membahas materi unas
yang diujikan sehingga diharapkan siswa dapat lebih siap. Dalam pelaksanaannya
terdiri dari pembahasan soal dan diskusi kelompok.
4.
Istighosah bersama
Setelah berusaha, yang kita lakukan adalah
berdo‟a kepada Tuhan, berdo‟a yang dilakukan bersama orang tua disertai ceramah
yang dilakukan tokoh agama. Selain itu, faktor yang paling menentukan
keberhasilan siswa adalah usaha dari siswa itu sendiri.
2.3.2 Usaha Siswa
1. Memperbanyak membaca dan memahami
Kalau membaca tentu saja harus dilakukan
dalam kegiatan belajar. Namun, bukan hanya membaca saja, tapi juga harus
memahami apa yang dibaca. Jangan cuma sekedar membaca halaman demi halaman,
apalagi membaca rumus. Membaca memanglah penting dalam belajar, tapi lebih
penting lagi memahami. Dengan memahami, otomatis membaca, tapi membaca belum
tentu memahami. Perbanyak pemahaman terhadap kisi-kisi UNAS. Kalau sekiranya
kisi-kisi UNAS belum juga keluar, bisa lihat kisi-kisi tahun lalu, kalau
kurikulumnya sama, tidak banyak perbedaan kisi-kisinya. Meski ada kisi-kisi
UNAS, bukan berarti cuma belajar yang ada di kisi-kisi saja dan yang lain tidak
usah dipelajari, melainkan materi lain yang tidak ada di kisi-kisi juga tidak
ada salahnya dipelajari untuk memperkuat pemahaman.
2. Memperbanyak berlatih soal
Karena UNAS bukanlah ajang untuk menuliskan
apa saja yang dipahami selama masa sekolah, siswa harus memperbanyak berlatih
soal. Memperbanyak berlatih soal, apalagi soal-soal UNAS, baik soal-soal UNAS
tahun lalu, try out, maupun prediksi soal-soal UNAS mendatang dapat berguna
untuk membiasakan diri dalam menghadapi soal-soal UNAS dan mempunyai gambaran
terhadap soal-soal UNAS. Soal-soal UNAS punya karakter tersendiri. Misalnya,
UNAS biologi SMA, biasanya muncul soal gambar tentang bagian tubuh tertentu
lalu ditanyakan fungsi dari organ tersebut. Oleh karena itu, memperbanyak
berlatih soal merupakan hal yang penting dalam kegiatan belajar untuk
menghadapi UNAS agar lebih terbiasa mengerjakan soal-soal UNAS.
3. Membuat rangkuman
Karena materi soal-soal UNAS bukan cuma
materi satu semester saja, belajar dengan banyak buku tentu sangat repot.
Solusinya adalah dengan membuat rangkuman dari materi-materi tersebut. Membuat
rangkuman juga mempermudah dalam belajar. Coba bandingkan lebih enak mana
belajar dengan buku tebal yang penjelasannya terlalu mendalam atau belajar dengan
rangkuman yang dibuat sendiri tapi langsung pada intinya? Bagaimana kalau malas
buat rangkuman? Beli saja buku kecil yang berisi rangkuman.
4. Berdiskusi pada teman
Saling tukar pikiran sesama teman
seperjuangan bisa berguna dalam menghadapi UNAS, bertanya kalau ada yang susah
atau sebaliknya, menjawab pertanyaan dari teman yang kesusahan. Jika dalam
diskusi, kalau belum paham, katakan saja belum paham, jangan pura-pura bilang
paham, nanti rugi sendiri.
5. Tanya kepada guru
Kalau ada kesusahan atau pemahaman yang
kurang yakin bisa ditanyakan kepada Bapak/Ibu guru yang bersangkutan. Kalau ada
yang belum paham tapi hanya bisa diam, nanti rugi sendiri.
6. Gunakan try out
sebaik-baiknya
Jika sekolah mengadakan try out, jangan gunakan sebagai ajang untuk berlatih menyontek agar
tidak ketahuan. Gunakanlah sebagai simulasi UNAS. Lakukan seolah-olah sedang
menghadapi UNAS dan hindari menyontek ke teman. Apalah artinya nilai 100 pada try out kalau hasil nyontek, pada
akhirnya nilai try out juga tidak
berpengaruh terhadap kelulusan. Jadi, gunakan try out untuk mengukur sejauh
mana kemampuan kita. Kalau hasilnya kurang memuaskan, berarti kegiatan belajar
harus ditingkatkan, kalau hasilnya bagus perlu dipertahankan atau kalau bisa
ditingkatkan kegiatan belajarnya untuk hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
7. Jangan mengandalkan bocoran
Jangan tergoyah dengan bocoran UNAS dan
menganggap “buat apa belajar, kalo nanti dapet bocoran”, itu bisa mengurangi
semangat belajar. Biar pun banyak teman seperjuangan yang mau mengandalkan
bocoran, jangan hiraukan. Kita masih punya Tuhan, andalkan Tuhan, karena Tuhan adalah
sebaik-baik penolong.
8. Berdo’a
Sia-sia bila usaha tidak diiringi do’a. Ada
fenomena menarik di kalangan siswa jelang UNAS, banyak siswa yang mendadak dari
siswa yang baik, yang sebelumnya nakal, berubah menjadi pendiam. Ada yang rajin
beribadah, seperti solat Dhuha dan sebagainya. Ada hajat yang ingin diraih oleh
siswa, yaitu kelulusan. Hal yang dilakukan tersebut membuktikan bahwa manusia
masih butuh Tuhan. Namun, di sisi lain ada yang memikirkan bagaimana cara
menyontek agar tidak ketahuan, cara membawa kunci jawaban (bocoran) UNAS dan
sebagainya.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
UNAS adalah evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah untuk mengendalikan mutu pendidikan
secara nasional, sehingga berfungsi
untuk mengetahui mutu pendidikan ditingkat dasar sampai nasional. Namun, dalam
pelaksanaannya menimbulkan beberapa dampak postif dan negatif, kembali lagi
mengingat manfaat dari UNAStersebut lebih banyak, maka sebaiknya pemerintah
menutupi kekurangan tersebut dengan terus melakukan perbaikan dalam
penyelenggaraan UNAS. Agar siswa dapat meraih nilai yang maksimal, maka harus
ada usaha untuk menyukseskannya, usaha tersebut berupa usaha berkesinambungan
yang dilakukan sekolah dan siswa bersama-sama.
3.2 Saran
Dalam pelaksanaan UNAS
menimbulkan pro dan kontra, pihak kontra menyarankan agar pelaksanaan UNAS
ditiadakan. Namun, menurut kami tindakan untuk meniadakan UNAS merupakan suatu
kebijakan yang sangat berat. Pemerintah harus memikirkaan dampak-dampak buruk
yang akan terjadi. Salah satunya, pemerintah tidak memiliki standar untuk
menentukan apakah siswa tersebut telah berhak lulus dari jenjang pendidikan
yang sedang dijalani. Maka dari itu, wacana untuk penghapusan UNAS bukanlah
solusi yang terbaik. Hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengevaluasi
pelaksanaan UNAS, bukan menghapusnya. Penghapusan UNAS hanya akan membuat
sistem pendidikan di Indonesia semakin kacau. Ketika UNAS ditiadakan,
pemerintah akan sulit menentukan seorang siswa telah berhak lulus atau tidak.
Maka dari itu, solusi terbaik adalah memperbaiki permasalahan teknis
pelaksanaan serta pemerataan kualitas pendidikan di setiap daerah, terutama
daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan demikian , UNAS tidak lagi menjadi
“sosok” yang menakutkan bagi siswa yang mengikutinya.
3.3 Daftar Pustaka
(tulis sumbernya. Misal: http://iwanttohappierever.blogspot.com/)
Terima kasih sudah berkunjung di website saya. Kalau artikelnya membantu tolong like dan subscribe (di pojok kanan atas dan samping terdapat beberapa ikon), kalau artikelnya kurang membantu tolong berikan saran yang baik, dilarang spam dan bertasbih kotor di website ini.
Post a Comment
Bagus, lengkap makalahnya..
Thanks gan
Punten, ane minta sebagai bahan referensi ya Mas. Syukron jazakAllah.
- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami