Toleransi tapi Dibatasi. Yang Benar Bagaimana?

Toleransi tapi Dibatasi. Yang Benar Bagaimana dan seperti apa?
Sikap Toleransi yang Benar Menurut Islam
Pada hakikatnya Islam tidak membeda-bedakan penghormatan terhadap semua manusia. Apa pun latar belakangnya, Islam memberikan sebuah penghormatan yang intens. Islam datang dengan membawa rahmat, yang meniadakan berbagai konflik. Inilah yang dikatakan sebagai toleransi dalam Islam.
Salah satu bukti yang cukup riil tentang toleransi dalam Islam adalah Piagam Madinah. Sebuah konstitusi negara pertama di dunia, mendahului Magna Charta di Inggris selama enam abad. Dalam Piagam Madinah tercatat beberapa pasal yang sangat jelas menjunjung tinggi nilai toleransi antar sesama umat beragama.
Sebuah cerita, pernah ada jenazah yang lewat di depan Rasulullah, kemudian Rasulullah berdiri memberi  penghormatan. Seseorang sahabat berkata kepadanya, “Sesungguhnya itu jenazah orang Yahudi.” Rasul kemudian menjawab, “Bukanlah dia juga manusia?”
Dari Hadis ini sangat jelas jika Rasulullah SAW tidak membedakan latar belakang manusia, walaupun perbedaan dalam beragama.
Juga kita tidak bisa melupakan sebuah tinta emas yang pernah ditorehkan Islam terhadap peradaban Eropa. Pada saat Islam merasakan titik supremasi di Eropa, Islam tetap harmonis dengan non-Muslim saat itu. Bahkan orang-orang Yahudi yang diusir dari Spanyol, ditampung dan dilindungi di wilayah  Turki Utsmani.
Toleransi tapi Dibatasi. Yang Benar Bagaimana?
Namun yang perlu diingat, rasa toleransi dalam Islam tidaklah mengurangi sikap tegas terhadap pelanggaran. Ketika ada orang yang membangkang dari peraturan yang ditetapkan oleh Islam, mereka harus mendapatkan hukuman. Jika berkaitan dengan pelanggaran, maka tidak ada kata toleransi. Apa pun latar belakangnya bahkan sekalipun orang Islam itu sendiri, jika melanggar peraturan maka harus ada tindakan.
ada jenazah yang lewat didepan Rasulullah, kemudian Rasulullah berdiri memberi penghormatan. Seorang sahabat berkata kepadanya, "sesungguhnya jenazah itu orang Yahudi". Nabi Muhammad menjawab, "Bukankah dia juga manusia?".
Ketika ada perselisihan antara Islam dan Yahudi, jika kesalahan berada pada orang Islam, maka Rasulullah SAW tetap menyalahkan orang Islam dan membenarkan orang Yahudi. Misalnya, dalam masalah pencurian baju besi yang dilakukan oleh Thu’mah bin Ubairiq, orang Islam. Ia menggelapkan bukti-bukti sehingga terkesan yang mencuri adalah orang Yahudi. Namun, setelah dilakukan riset, tampaknya Thu’mah yang menjadi pelakunya. Akhirnya Thu’mah dijatuhkan hukuman potong tangan oleh Rasulullah.
Cerita di atas sangat jelas jika dalam masalah pelanggaran, Rasulullah sangat tegas dalam menyikapinya. Tidak memandang siapa pelakunya dan apa agamanya. Sebuah keadilan yang sangat menguntungkan bagi antar umat beragama.
Juga yang perlu diketahui, istilah toleransi ini berlaku sebatas hubungan lahiriah saja. Tidak sampai memiliki rasa cinta dan sayang atau bahkan masuk ke ranah ideologi. Hal itu sangat dilarang dalam Islam.
Saat ini, Islam sedang dibanjiri oleh paham-paham yang jika tidak hati-hati justru akan merusak agama Islam itu sendiri, seperti ajaran Pluralisme, Sekularisme, Multikulturalisme, dan Relativisme. Ajaran ini sangat kebablasan dalam bertoleransi dengan umat berlainan agama. Mereka menganggap Islam, Non-Islam, semua agama itu sama, bahkan seorang Pluralis berkomentar tentang surat Ali Imron ayat 19 merupakan ayat yang tidak objektif. Ayat tersebut mendeskriminasi agama lainnya yang pada hakikatnya semuanya sama.
Intinya, toleransi dalam Islam sudah jelas. Artinya merupakan sebuah kepastian dari Allah yang harus kita terima. Toleransi dalam Islam bukan untuk saling melebur dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar keyakinan di antara kelompok-kelompok agama yang berbeda itu. Batasan toleransi di sini adalah dalam pengertian lahiriah. Ada batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilanggar. Inilah esensi toleransi di mana masing-masing pihak untuk mengendalikan diri  dan menyediakan ruang untuk saling menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam keyakinan maupun hak-haknya.
Itulah makna, pengertian, serta wujud toleransi seperti apa yang betul menurut Islam.
Terima kasih sudah berkunjung di website saya. Kalau artikelnya membantu tolong like dan subscribe (di pojok kanan atas dan samping terdapat beberapa ikon), kalau artikelnya kurang membantu tolong berikan saran yang baik, dilarang spam dan bertasbih kotor di website ini.

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget