Artikel Borobudur dan aspek diakronis, sinkronis


  berikut  contoh artikel  beserta aspek diakronik dan sinkronik dan pendekatan multidimensional                     



  Sejarah Berdirinya Candi Borobudur
 

Artikel Sejarah Borobudur dan aspek diakronis, sinkronis, dan pendekatan multidimensionalnya



Lokasi Candi Borobudur
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,  kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

Sejarah Borobudur

 
Didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.

Candi Borobudur ini adalah sebagai model alam semesta yang dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha. Berdasarkan bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14. Ditemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. .


Penamaan Borobudur pertama kali ditulis dalam buku "Sejarah Pulau Jawa" karya Sir Thomas Raffles. Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore (Boro); Raffles juga menduga bahwa istilah 'Budur' mungkin berkaitan dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti "purba"– maka bermakna, "Boro purba".


Ahli Sejarah J.G. de Casparis dalam disertasi doktor pada tahun 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan yang didirikan oleh Raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sanskerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.


Menurut legenda masyarakat setempat perancang Borobudur bernama Gunadharma, sedikit yang diketahui tentang arsitek misterius ini. Namanya lebih berdasarkan dongeng dan legenda Jawa dan bukan berdasarkan prasasti bersejarah. Legenda Gunadharma terkait dengan cerita rakyat mengenai perbukitan Menoreh yang bentuknya menyerupai tubuh orang berbaring. Dongeng lokal ini menceritakan bahwa tubuh Gunadharma yang berbaring berubah menjadi jajaran perbukitan Menoreh, tentu saja legenda ini hanya fiksi dan dongeng belaka.


Tahapan Pembangunan Borobudur
Arkeolog menduga bahwa rancangan awal Borobudur adalah stupa tunggal besar yang memahkotai puncaknya. Diduga massa stupa raksasa yang luar biasa besar dan berat ini membahayakan tubuh dan kaki candi sehingga arsitek perancang Borobudur memutuskan untuk membongkar stupa raksasa ini dan diganti menjadi tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang. Berikut ini adalah perkiraan tahapan pembangunan candi Borobudur:

Tahap pertama: Masa pembangunan candi Borobudur diperkirakan kurun antara tahun 750 dan 850 M. Dibangun di atas bukit alami, bagian atas bukit diratakan dan pelataran datar diperluas. Borobudur tidak seluruhnya terbuat dari batu andesit, bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Awalnya seperti dirancang sebagai piramida berundak, tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. Dibangun tiga undakan pertama yang menutup struktur asli piramida berundak.


Tahap kedua: 
Penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar yang diatasnya langsung dibangun stupa tunggal yang besar.

Tahap ketiga: Ada perubahan rancang bangun, undak atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak ini dengan satu stupa induk yang besar di tengahnya. Oleh karena alasan tertentu pondasi diperlebar, dibangun kaki tambahan yang membungkus kaki asli.


Tahap keempat: Dilakukan perubahan kecil berupa penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu, serta pelebaran kaki.






Aspek Berpikir Sinkronis

Borobudur dibangun oleh Raja Mataram dari Wangsa Syailendra bernama Samaratungga. Bangunan ini dibangun bertujuan untuk kegiatan religius khususnya untuk agama Buddha. Kondisi masyarakat pada masa pembangunan Borobudur saat itu tidak mungkin kacau, melainkan makmur, hidup bergontong royong dan toleransi serta memiliki raja yang berwibawa dan religius.

Aspek Berpikir Diakronis

 Candi Borobudur dibangu sekitar tahun 750-850 Masehi di masa pemerintahan Wangsa Syailendra, candi ini baru rampung pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani. Candi ini dibangun dalam empat tahap dengan arsiteknya Gunadharma.


 
Pendekatan Multidimensional

Candi Borobudur merupakan model alam semesta yang dibangun sebagai tempat ibadah raksaksa. Candi Borobudur sendiri artinya Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa. Candi Borobudur dibangun di atas bukit alami, sehingga Candi ini terlihat menyerupai tempurung atau cangkang yang membungkus bukit.


Labels:

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget