Merawat orang yang hendak meninggal secara syariat Islam

Merawat orang yang sakaratul secara syariat Islam


Langkah seperti apakah yang harus kita lakukan ketika teman, kerabat, atau tetangga kita tengah menghadapi sakaratul maut? Mengingat tidak ada siapapun makhluk yang dapat menghentikan kematian atau ajal.

Memang, kematian merupakan sesuatu yang pasti bagi setiap makhluk hidup di hamparan dunia ini, tanpa peduli siapapun itu atau apapun itu. Oleh karena itulah, perlu kiranya menanamkan rasa simpati yang dalam. Terlebih lagi jika yang akan menjumpai kematian itu adalah sahabat, tetangga, bahkan anggota keluarga.

Perlu diketahui ketika ruh seseorang akan dicabut, maka itulah detik-detik menegangkan yang amat menentukan bagi kehidupan kita selanjutnya, serta menjadi awal dari terbukanya pintu kehidupan yang hakiki. Apakah mati berselimutkann iman ataukah telanjang tanpa sedikitpun iman tergores pada diri seseorang?

Dari situ, apabila mulai tampak tanda-tanda seseorang menghadapi sakaratul maut, seperti kedua telapak kakinya mulai melemas dan kedua pelipis matanya muai mencekung, maka kita dianjurkan sebaik mungkin, karena pada saat itulah proses pelepasan ruh akan dimulai. Hal yang perlu diperhatikan antara lain: 

Posisi yang baik

Posisi yang baik pada seseorang saat mulai menghadapi sakaratul maut adalah dengan menidurkan pada sisi lambung bagian kanan dengan menghadapkannya ke arah kiblat, sebagaimana posisi mayit ketika diletakkan ke liang lahat ( kubur ).
Menuntun membaca kalimat tauhid
Dalam menuntun mengucapkan kalimat tauhid (lailaha illalah) tidak disunnahkan untuk membaca lafaz Muhammadur Rasulullah. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Iman Muslim:

Artinya, 

“Barang siapa yang diakhir ucapannya adalah kalimat lailaha illalah maka ia masuk surga.”
Hal ini bertujuan agar lebih memudahkan serta mengingatkan seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut dalam mengucapkan kalimat tauhid. Karena pada saat itulah ia benar-benar merasakan sakit.

Dibacakan surah Yasin dan ar-Ra’du

Hikmah dibacakan surat Yasin antara lain adalah agar bisa menyegarkan ingatannya tentang hari kiamat dan hari kebangkitan, sedangkan surat ar-Ra’du karena bisa membantu mempermudah proses pelepasan ruh dari jasadnya, sebagaimana penjelasan dalam kitab Bujairami ‘ala Syarhil-Manhaj


Memberi air




Karena rasa panas yang dirasakan saat proses pelepasan ruh, konon setan datang dengan membawa air dingin dalam gelas sembari berkata, “Katakanlahh tiada Tuhan selain aku, maka aku akan memberimu minum.” Namun apabila mayyit nampaknya benar-benar membutuhkan air maka wajib hukumnya menegukkan air secara pelan-pelan, bisa dengan menggunakan kapas atau lainnya sekiranya air bisa menetes melewati tenggorokkannya. Hal ini termasuk perkara penting yang harus diperhatikan, mengingat proses lepasnya ruh, konon rasa sakitnya hingga membakar jantung. Pada saat inilah setan mempunyai kesempatan emas untuk membuat mangsanya menjadi kufur dengan iming-iming air yang dibawanya.

Kisah Abu Zakariya

Sebagaimana yang terjadi pada diri Abu Zakariya yang ahli zuhud saat menghadapi sakaratul maut. Waktu itu sahabatnya datang untuk menuntun membaca kalimat tauhid, namun Abu Zakariya berpaling. Lantas dibacakan untuk kedua kalinya tetap saja ia berpaling. Sahabatnya tidakk menyerah, ketika ia dituntun lagi yang ketiga kalinya malah ia berkata, “Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu.” Mendengar kalimat itu , sahabatnya terhenyak dan keheranan. Usai beberapa saat itu  Abu Zakariya tersadar, lantas ia berkata pada sahabatnya, “Apakah kalian mengatakan sesuatu padaku?” Sahabatnya menjawab, “Ya, kami menuntumu membaca lailaha illalah namun engkau berpaling hingga tiga kali.” Lantas Abu Zakariya berkata, “Sungguh telah datang iblis padaku dengan membawa air kepadaku sambil berdiri di kananku dan berkata, ‘Apakah kau butuh air’ aku menjawab ‘ya’. Kalau begitu katakanlah Isa itu adalah putra Allah.’ Lantas aku berpaling darinya, setelah itu iblis datang lagi kedua kalinya dan aku tetap berpaling. Pada saat ketiga kali aku membentaknya, “Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu.” Sungguh aku berpaling dari iblis bukan dari kalian wahai sahabatku. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”


apa yang harus kita lakukan ketika seseorang hendak meninggal dunia? Menurut Islam
Labels:

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget