Beberapa hari kemarin kita telah merayakan hari kartini. Kita tahu bahwa Kartini adalah sosok wanita yang luar biasa. Dia memperjuangkan hak wanita tanpa menuntut "hak emosi". Seperti yang wanita sekarang tuntut. Tapi tahukah kamu bahwa ada sosok wanita dari negara lain yang hebat seperti Kartini. Berkatnya lahir pengetahuan baru yang sampai sekarang masih berguna.
Kisah Inspirasi : Pengajaran Sang Ibu Thomas Alva Edinson
Kalian pasti mengenal siapa itu Thomas Alva Edinson perintis industri bola lampu, tetapi tahukah Anda bahwa Penemu luar biasa ini pernah tidak bersekolah? Terus, siapakah yang membimbingnya? Untuk mengetahuinya silahkan baca “cuplikan cerita” dibawah ini.
Thomas Alva Edinson baru saja pulang dari sekolahnya. Setelah melemparkan tasnya di atas meja belajar, Edinson kecil segera menemui ibunya.
Nancy Matthew Elliot, Ibu luar biasa Edinson |
“Mama aku disuruh menyerahkan surat ini pada Mama...” kata
Edinson kecil.
“Surat apa ini, Edinson?” Tanya sang ibu.
Thomas Alva Edinson sama seperti anak-anak kecil seumurnya. Dengan
polosnya ia hanya menjawab, “ Tidak tahu..!” lalu, berlari ke tempat
mainan-mainannya dan asyik bermain.
Sejenak, ibunya membuka surat yang dikirim secara resmi oleh
sekolah tempat Edinson kecil bersekolah. Beberapa kalimat di dalam surat itu
menghujam jantungnya dan menurut saya terlalu menghina.
“...terlalu bodoh untuk belajar...”
“...munkin mengalami gangguan konsentrasi...”
“...lebih baik masuk sekolah luar biasa...”
Surat itu segera diremuknya surat itu setelah selesai membacanya.
Harga dirinya mendidih. Ia merasa penilaian sekolah terhadap anaknya tidak
benar. Menurutnya, mereka sajalah yang tidak bisa memahami anaknya, Thomas Alva
Edison.
Akhirnya, keesokan harinya Edinson kecil tidak lagi
diantarkan ke sekolah. Ibunya memutuskan untuk mengajarkan anaknya sendiri di
rumah. Hasilnya? Thomas Alva Edinson adalah pemegang paten terbanyak didunia
saat ini.
Mungkin Anda tidak tahu nama ibu luar biasa itu.., namanya
Nancy Matthew Elliot.
“
|
My mother cast over me an
influence that has lasted all my life. I was always
a careless boy, and with a mother of different mental caliber I should have turned out badly. But her firmness, her sweetness, her goodness; they were potent powers to keep me on the right path. She was the making of me. She was so true, so sure of me. I felt I had someone to live for, someone I must not disappoint |
”
|
Post a Comment
- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami