Tabyin : Manfaat dan Pentingnya Ilmu Agama
Islam ( PAI )
Sejak dari
kandungan sampai ke liang lahat menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi kita,
tidak pandang itu perempuan, laki-laki, kecil, dewasa, baik tua maupun muda.
Apalagi pada zaman yang penuh dengan penyimpangan dan fitnah ini. Ilmu yang
dimaksud ialah ilmu diniyah atau ilmu syariat, sebuah ilmu yang menjelaskan
mengenal Allah SWT dan para Rasul-Nya. Dalam sebuah hadis menyebutkan “ hukum
mencari ilmu pengetahuan ( agama Islam )
adalah fardu’ain ”
Pengertian
fardu’ain ialah setiap kewajiban yang mengena pada stiap individu. Artinya
setiap orang wajib mencari ilmu pengetahuan tanpa terkecuali, baik ilmu
tersebut menyangkut urusan akhirat seperti ibadah wajib, salat dan lain-lain,
maupun menyangkut urusan duniawi. Jika seseorang menekuni profesi tertentu agar
seseorang tidak terjerumus dalam subhat, yakni perkara yang belum jelas halal
haramnya, tentu harus tahu ilmunya. Dengan belajar ilmu syariat, seorang hamba
akan lebih memperhatikan segala macam kemaslahatan dan kemudaratan sebelum ia
melakukan sesuatu. Ia juga akan lebih hati-hati dalam memahami sesuatu masalah
sebelum memvonis dirinya atau jamaah tertentu.
Orang yang
mencari ilmu telah dijanjikan kenaikan derajat oleh Allah SWT dalam firmannya :
“Allah SWT akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadillah: 11)
Dengan
pendidikan syariat segala aspek kehidupan dapat terkoordinir dengan baik. Saat
ini materialisme telah membutakan sebagian orang terhadap makna masa depan.
Masa depan tereduksi hanya pada usia tua, padahal hidup di dunia ini hanya satu
episode kehidupan untuk sampai kekehidupan sesungguhnya, yakni akhirat.
Akibatnya, banyak orang tua yang lupa akan pentingnya pendidikan agama bagi
anak-anak mereka yang sebenarnya adalah kunci kebahagiaan para ortu sendiri,
terutama juga bagi anak-anaknya. Kelupaan ini membuat benteng budaya yang sudah
bagus secara norma dan agama hancur berserakan.
Padahal, Allah
SWT telah memberikan kode-kode penting terkait perlunya orang tua memberikan
pendidikan agama kepada putra-putrinya. Sebagai contoh, Nabi Ya’kub AS
menjelang wafatnya beliau mengumpulkan seluruh keluarga dan anak-anaknya. “...
apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab : “ Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail,
Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya.” (QS. al-Baqarah: 133). Sejatinya
pendidikan akidah harus diutamakan di atas segala macam jenis pendidikan. Oleh
karena itu, langkah yang tepat bagi kehidupan selanjutnya adalah menempatkan
garis pendidikan diniyah di garis terdepan. Jika kita melihat kenyataan yang sedang dialami oleh generasi saat ini
yang banyak melakukan tindakan tindakan anarkis, maupun melenceng dari
pendidikan agama, seperti tawuran, berfoya-foya, dan lain sebagainya, mesti
merupakan bukti pudarnya ilmu agama. Lebih percaya dengan menyekolahkan mereka
untuk mendahulukan ilmu umum. Oleh karena itu, pendidikan agama harus dijaga
sampai kapanpun. Apalagi di era globalisasi sekarang.
Mestinya,
disamping mempersiapkan peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga harus diimbangi oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Peningkatan imtaq
dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi masa kini. Tetapi, tragisnya pendidikan agama yang
diperoleh dari sekolah umum kurang memadai untuk jam pelajarannya.
Terima kasih sudah berkunjung di website saya. Kalau artikelnya membantu tolong like dan subscribe (di pojok kanan atas dan samping terdapat beberapa ikon), kalau artikelnya kurang membantu tolong berikan saran yang baik, dilarang spam dan bertasbih kotor di website ini.
Post a Comment
- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami