Durhaka; Hidup sengsara
Siapapun percaya bahwa kasih sayang orang tua tidak ada
batasannya. Sebuah perjuangan yang luar
biasa mengandung sang anak selama 9 bulan tanpa mengeluh. Tak heran jika
seseorang yang ingin meraih rida Allah SWT ia terlebih dahulu harus meraih rida
dari orang tuanya.
Beberapa kisah yang terkait dengan kedurhakaan menurut Islam
Diceritakan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Pada malam ketika aku diisra’kan aku melihat beberapa kaum yang
bergelantungan pada dahan-dahan dari api. Aku bertanya, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang mencaci ayah
dan ibu mereka di dunia.”
Juga diceritakan bahwa sahabat
Rasulullah SAW, Alqamah, adalah seseorang yang sangat taat kepada Allah SWT
dalam sholat, puasa, dan sedekah. Suatu ketika ia ditimpa penyakit sehingga
kondisinya sangat parah. Lalu istrinya menemui Rasulullah untuk mengabarkan
tentang keadaan suaminya. Rasulullah menyuruh Ammar dan Shuhaib serta Bilal
untuk menuntun Alqamah membaca syahadat, tetapi anehnya lidah Alqamah kelu dan
tidak bisa mengucapkannya.
Rasulullah SAW pun heran. Beliau
lalu mencari ibunya yang sudah lanjut usia. Setelah ditanya oleh Rasulullah,
ibunya menjawab, “Wahai Rasulullah, aku sedang marah kepadanya.” “Mengapa
begitu?” lanjut Rasulullah. “Ia lebih mementingkan istirnya daripada aku dan ia
durharka kepadaku,” jawab sang ibu. Akhirnya Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah menjadi penghalang bagi lisan Alqamah untuk
mengucapkan syahadat.” Lalu beliau bersabda kepada ibunya, “Demi Dzat yang
jiwaku di tangan-Nya, Alqamah tidak akan mendapat manfaat dengan shalatnya,
puasanya, dan sedekahnya jika kamu masih marah kepadanya.”
Kemudian Nabi menakut-nakuti ibu
Alqamah dengan mengumpulkan kayu bakar untuk membakar anaknya sebagai gambaran
siksa atas anaknya di neraka. Melihat hal itu, ibunya pun tak tega, merasa iba
dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempersaksikan kepada Allah Ta’ala, para
malaikat, dan semuanya, kaum Muslimin yang hadir bahwa aku kini telah rida
kepada anakku, Alqamah.”
Bahaya Durhaka kepada Orang Tua
Bahaya Durhaka kepada Orang Tua
Hikmah dari kisah di atas,
sesungguhnya kemarahan seorang ibu Alqamah menghalanginya untuk untuk
mengucapkan syahadat dan ketidakridlaan sang ibu membuat lisannya tidak mampu mengucapkannya. Barang
siapa yang durhaka kepada orang tua atau lebih mementingkan sesuatu
dibandingkan ibunya, maka ia mendapatkan laknat Allah, para malaikat, dan semua
manusia hingga dilempar ke Neraka Jahannam. Allah SWT tidak akan menerima
pengganti atau penebus kecuali ia bertaubat kepada Allah dan berbuat baik
kepadanya serta memohon keridaannya. Karena keridaan Allah ada pada keridaannya
dan murka Allah ada pada murkanya.”
Firman Allah dalam al-Quran yang
artinya,
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. al-isra’: 23)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. al-isra’: 23)
Ayat inilah yang digunakan
sebagai dalil al-Quran untuk berbakti kepada orang tua (ibu dan ayah). Walaupun
orang tua beragama non-Muslim, tetap saja anak harus taat atas apa yang
diperintahkannya selagi bukan dalam ranah kemaksiatan.
“
|
Sesungguhnya kemarahan seorang ibu dapat menghalangi anaknya untuk mengucapkan syahadat dan ketidakridlaan sang ibu membuat lisan tidak mampu mengucapkannya
|
”
|
Dalam ayat di atas terdapat kalimat “Jangan mengatakan Ah”, artinya, janganlah berkata-kata kasar kepada keduanya sampai mereka berumur lanjut pun. Di samping itu, wajib bagi seseorang anak untuk berbakti (memberikan pengabdian) kepada mereka sebagaimana mereka berdua telah berbaktikepada anaknya. Bahkan, bentuk bakti orang tua kepada anak justru lebih tinggi dari pada kebaktian anak kepada orang tuanya. Karena sampai kapan pun jasa orang tua tidak akan pernah bisa dibalas.
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah SWT bersabda, “Maukah aku beritahu kalian tentang dosa besar yang paling besar? Yakni menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua.”
Durhaka kepada orang tua merupakan dosa yang paling besar. Berada di urutan kedua setelah dosa syirik kepada Allah, pantaslah jika orang yang durhaka kepada orang tua akan mengalami kesengsaraan dalam menjalani roda kehidupan.
Sejatinya segala perbuatan dosa dilakukan oleh manusia akan mendapatkan balasan siksa di hari kiamat setelah mereka tidak bernyawa. Beda halnya dengan perbuatan dosa yang berupa durhaka kepada orang tua, karena Allah akan menyegerakan siksanya di dunia sebelum dia meninggal. Yakni hukumannya akan diberikan di dunia sebelum hari kiamat, membuat si pelaku yang durhaka kepada orang tua, akan menjalani hidup sengsara.
Post a Comment
- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami