Diary of my story, Ikhlaskah ini atau politik...


Apakah ini mengandung unsur politik, harap baca sampai habis!

The journey


Beberapa hari yang lalu di Tempat saya, tentu saya samarkan agar tak menyebabkan huru-hara diadakan event sosial untuk merayakan hari Ultah daerah kami, pasti segala event sosial sangat kita dukung, minim bilang setuju. 

*Picture Source : Vanilla Twillight - Owl City
Tetapi kali ini, saya benar-benar ragu, mengapa? Saat itu event yang diadakan adalah kacamata gratis, dan membuat surat aspirasi untuk siswa sekolah dan kuliah... sekali lagi, mengapa saya ragu? Didalam penulisan selalu ada tulisan dari pak bupati. Tahukan maksudnya? Contoh: diadakan periksa mata dan gratis kacamata dari Bapak Bupati, bagi pemberi ide terbaik akan mendapat hadiah komputer dari Bapak Bupati.  Nah, sekarang saya tanya, setelah itu teman-teman jawab; Apa yang salah? Whats wrong?

Argumentasiku adalah kemungkinan jelas, kalimat itu berisi politik. Terus bagaimanakah yang benar? Tepat! Diadakan periksa mata dari pemerintah kabupaten, tetapi banyak sekali yang menyatakan Bapak Bupati, memang yang membiayai seluruh kacamata, pemeriksaan, atau event tersebut, pak Bupati seorang diri? Individual sekali;

Sekarang, mari membuat sugesti, ada beberapa faktor yang menjelaskan alasan di atas, berikut ini penyebab yang mungkin:
  • Salah Tulis, sang pengurus di suruh pak bupati membuat event, karena disuruh dari pak bupati, akhirnya ditulis deh ( Kecil kemungkinan, karena sekolahku juga mengumumkan dari pak bupati, padahal karena ini formal, seharusnya bukan dari bupati, melainkan dari pemerintah). Kalau memang ini yang terjadi, berarti, samisarah bupati mungkin ikhlas melaksanakan event itu.
  • Ingin mencalonkan diri menjadi Bupati Periode ke 2
  • Ingin mencalonkan jadi Gubernur, menteri negara, dll
  • Ingin mencalonkan jadi Presiden ( Impossible chance)

Jadi dari kemungkinan diatas, teman-teman bisa mengetahui yang mana yang mempunyai kemungkinan besar. Ya, memang benar saya sedikit ‘memancing’ jawaban kepada teman-teman saya, dengan mengatakan kepada teman-teman saya bahwa Bupati ini tidak baik. Soalnya tahu atau tidak, kalau saya tanya secara blak-blakan, ‘Bupati kayak gini baik nggak?’ Pasti sebagian besar bilang tidak tahu. Tapi, setelah saya pancing, mereka menjawab seperti ini, ‘lho gak lah, justru Bupati ini yang baik’.

Back to My Journey........


Setelah pembagian kacamata, beberapa hari kemudian diadakan event pembagian surat... 
“Pengumuman, pengumuman, diadakan bla...bla... dari pak Bupati (Lagi!) bagi 3 pelajar pemberi aspirasi terbaik se kabupaten (sensor) akan mendapatkan hadiah, juara 1 komputer, printer, dan beasiswa, bla,bla,bla”

Isi Surat 

Nah, satu lagi yang diutamakan sang bupati lagi..., So, aku juga mengirim surat pula, jangan tanya, alasannya, saya bikin setengah hati di sekolah kurang dari satu jam karena event ini benar-benar ada bau politik individunya. Jadi inilah isinya,
Surat kepada Bupati atau Surat kepada Pemerintah  --- yang berwarna hijau diluar dari konteks surat

 

 Surat kepada pemerintah

Bapak Bupati yang terhormat, terima kasih telah mengadakan kegiatan sosial ini, sebuah kegiatan demi kesejahteraan yang Bapak lakukan benar-benar kreatif dan telah membuka pintu peluang bagi para pelajar untuk menyampaikan aspirasinya. Sebagai pelajar saya hendak menyampaikan empat saran, mohon minimum Bapak baca.
Pertama, Pak Bupati, Indonesia, dan tentu termasuk wilayah yang bapak tanggung ini, mengalami peningkatan ekonomi yang meningkat pesat. Sayangnya, hal ini sama seperti air, masih anomali. Kemiskinan lebih pesat lagi, Hutang semakin menumpuk, banyak kekurangannya. Tetapi pemerintah malah menunjukkan sisi positifnya, menutupi kelemahannya, kita hanya tahu apa yang bisa kita rasa dengan indra kita, jadi, orang terkreatifpun seolah ‘hidup tetapi akalnya beku’. Seandainya pemerintah lebih terbuka mungkin akan lebih baik.

*Paragraf ini menyindir pak SBY saat pidato terakhirnya sebagai presiden yang terus mengatakan sisi positif hasil pemerintahannya secara kompleks, tanpa mengatakan kekurangannya secara detil; misal korupsi (maaf bila menyinggung).
*Paragraf ini pula menyindir pak Bupati yang menyuruh siswa/pelajar menyampaikan aspirasinya tapi tak tahu kekurangan pemerintahannya Pak Bupati..

Kedua, apa yang dilakukan Indonesia ini ibarat orang yang berpura-pura tertidur, mereka menginginkan sesuatu yang indah dengan cara instant dan tetap, sehingga walaupun benar itu mimpi indah tetapi nasib mereka tetap sama, sama seperti bangun tanpa melakukan sesuatu. Tolong Bapak hayati.
*Paragraf ini menyindir pemerintah yang melakukan kegiatan yang tak beresiko, dan instant, tapi sia-sia, seperti BLT, Harga BBM yang menjumplak tapi tidak ada cara menutupinya.

Ketiga, sebagai kepala pemerintah, seharusnya Bapak tahu apa itu ‘wakil’, misalnya saja, mewakilkan harapan, aspirasi, wakil ketua dan wakil lainnya. Menurut saya wakil itu adalah Awak karo Sikil, jadi, apa yang terjadi ketika kepala tak sanggup berinteraksi dengan wakil?
*Sindiran kepada bapak Bupati, yang hanya mencantumkan dari Bupati, bukan pemerintah kabupaten, sehingga tokoh utamanya adalah pak Bupati, dan pemberi ide tidak dicantumkan

Keempat, saya mohon maaf seikhlas-ikhlasnya, karena surat ini saya sampaikan bukan kepada Bapak saja, tetapi kepada pemerintah, bukan pula untuk mendapatkan hadiah. Andai kegiatan demokrasi ini tidak ‘berhadiah’ saya akan lebih aspiratif lagi.
*Sindiran kepada (mungkin) ide sang bupati ini....

Oke Kesimpulan

Kalau benar Bapak Bupati itu niat ingin mencalonkan lagi. Boleh saja mencampurkan hal politik tetapi janganlah terlalu mengambil lebih besar daripada apa yang dihasilkan, apalagi kalau event ini murni sosial. Karena kalau seperti ini mungkin bisa berbau money politik right? Dalam mencapai kesuksesan, kita boleh mengambil hal individu, lebih terkenal, Pintar, dan Tinggi jabatannya. Tetapi berbeda dengan beberapa orang --- yang kami inginkan adalah bukan menjadi sukses, tetapi membuat orang menjadi sukses adalah kebanggaan tersendiri.

Maaf bila menyinggung atau menghina, tapi bukan itu maksud saya, saya juga pula bermaksud sok benar, karena saya bukan orang bijak, ini hanya pendapat kalau benar event ini bertujuan untuk kepentingan pribadi. Anda setuju? Punya pendapat? Silahkan komentar... yang baik sebagai bukti bahwa teman-teman bertingkah sebaik perkataannya.

Labels:

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget