Rabiatul Adawiyah wali Allah dan sufi wanita satu-satunya

Rabiatul Adawiyah, satu-satunya Wali Allah wanita
Rabiatul Adawiyah (Rabiah Adawiyah)
Rabiatul Adawiyah sebagai seorang ahli filsafat timur yang telah dianugerahkan kepada dunia pada tahun 95H(717M) di Basrah, Iraq dan wafat tahun 185 H memainkan peranan yang besar di dalam mempengaruhi ilmu falsafah Islam. Robi’ah Al-Adawifayah terkenal sebagai Ulama Sufi wanita yang mempunyai banyak murid dari kalangan wanita pula. Robi’ah Al-Adawifayah menganut ajaran zuhud dengan falsafah hubb (cinta) dan syauq (rindu) kepada Allah SWT.  Ayahnya kononnnya turut telah bermimpi berjumpa dengan Rasulullah Nabi Muhammad SAW dimana baginda telah berkata :


“Janganlah engkau bersedih hati, puterimu yang baru lahir itu kelak akan menjadi orang yang terhormat dan 70,000,000 dari umatku memerlukan syafa’atnya”

Mimpi yang telah mendatangi ayahanda Rabiatul Adawiyah tersebut sekaligus mengukuhkan lagi keperluan untuk mendalami ilmu yang dibawa oleh beliau sebagai sebuah anugerah kepada umat Islam di seluruh dunia, juga buat generasi-generasi seterusnya.

Adapun mengikut riwayat hidup semasa kecil, Rabiatul Adawiyah dilahirkan dalam keluarga yang miskin. Keluarganya hidup dengan penuh taqwa dan iman kepada Allah, tidak berhenti melakukan dzikir dan beribadah melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Membesar dalam lingkungan keluarga biasa dengan kehidupan orang soleh dan penuh dengan kezuhudan.

Sememangnya mimpi yang didatangi ayahnya bukanlah satu-satunya petanda keistimewaan yang ada pada Rabiatul Adawiyah. Malah  Rabiatul Adawiyah sendiri pernah mengalami beberapa peristiwa ganjil yang lantas telah meletakkan dirinya begitu istimewa di persada dunia yang penuh dengan ilmu falsafah dan tasawwufnya. 
“tak. Satu  perasaan sayang terhadap seseorang(terhadap seseorang atau sesuatu), cinta”. Merujuk kepada konsep Mahabbah yang pertama, ia adalah untuk menjalankan tugas dan kewajipan terhadap Allah S.W.T. Adapun kasih ibu terhadap anak-anak, juga kasihnya dan hormatnya isteri kepada suami, kasih sayang dikalangan pasangan kekasih juga tidak boleh disangkal lagi. Oleh yang demikian, pemahaman bagi konsep Mahabbah mengikut takrifan kedua.
Perasaan kasih sayang adalah tunjak utama dan tidak dapat dipisahkan dalam jalinan sesama manusia. Kasih sayang adalah penting dalam menjalin serta menjaga hubungan agar kekal baik, juga menghindari dari sifat dendam atau benci.
Dalam menerangkan konsep ini, dapat dilihat akan beberapa buah hadith dan firman Allah yang telah banyak mengetengahkan konsep berkasih sayang sesama insan dalam mendapat keredhaan dan cinta Allah. Antara nas-nas yang diterjemahkan:
“Barangsiapa yang meninggal saudaranya (tidak menegurnya kerana memusuhinya) selama setahun maka ia seperti menumpah darahnya."[1]
“Seseorang di antaramu tidak beriman sehigga cinta kepada saudaranya sepeti cintanya kepada dirinya sendiri”[2] 
“Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara”[3]


[1] Dikeluarkan oleh Dawwud dari Adi Kharash
[2] Hadith riwayat Anas bin Malik r.a
[3] Surah Al-Hujurat:10

beliau telah menyerahkan seluruh dirinya pada Pencipta yang Maha Esa. Dan kerana cintanya yang begitu mendalam, beliau tidak peduli akan kekayaan dunia. Apa yang lebih penting adalah untuk menempatkan diri lebih dekat di sisi Allah S.W.T.
Mawaddah atau kasih sayang sudah sebati dalam kehidupan seseoarang. Dengan adanya sikap saling menyayangi, mengasihi dan menghormati antara satu sama lain, maka akan tenanglah dunia dan akan karamlah segala kebencian di lubuk hati. Dengan menuju atau mendekatkan diri kepada Allah S.W.T, secara tidak langsung hati akan bersih dari sifat-sifat mazmumah[4]  seperti benci, dengki, hasad, amarah dan dendam.
Di bawah ini merupakan salah satu bukti bahwa Rabiatul Adawiyah merupakan seorang sufi, baca dalam lubuk hati terdalam. Mengapa Anda beribadah selama ini?
Saya tidak menyembah Allah karena takut kepada neraka-Nya dan tidak pula tamak    ( untuk mendapatkan ) surga; (karena hal itu) akan menjadikan saya seperti pencari imbalan yang berakhlak buruk. (Kuketahuilah), bahwa saya menyembah-Nya karena cinta dan rindu kepada-Nya


[4] Mazmumah: tercela,terkeji,terhina

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget