4 Teori masuknya budaya Hindu-Budha serta kelemahannya dan yang paling benar

Teori masuknya budaya Hindu-Budha beserta kelemahan tiap teori dan teori masuk dan penyebaran agama dan kebudayaan Hindhu-Budha di Indonesia yang paling benar.

Teori masuknya budaya Hindu-Budha beserta kelemahan tiap teori dan teori masuk dan penyebaran agama dan kebudayaan Hindhu-Budha di Indonesia yang paling benar.


Jelaskan proses penyebaran agama dan kebudayaan hindu dan budha ke asia tenggara!

Teori dan proses Penyebaran Agama Hindhu-Buddha di Indonesia yang paling benar adalah?

Perlu diketahui, bahwa kapan pertama kalinya India menjalin hubungan dengan Indonesia adalah saat awal masehi. Hubungan ini semata hanya untuk faktor ekonomi  dan pemenuhan hidup (hubungan dagang) semata, namun perlahan berkembang ke bidang kebudayaan dan agama. Orang-orang India umumnya berdagang wangi-wangian, tekstil

Kebudayaan ini masuk melalui proses yang panjang. Beberapa pendapat dari ahli masih berupa dugaan sementaa. Namun cukup berguna untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Teori masuknya budaya Hindu-Buddha di Indonesia pada dasarnya dibagi dalam dua pandangan. Pertama, pendapat yang menekankan peran aktif dari orang-orang India, terdiri dari Teori Waisya, teori Ksatria, dan teori Brahmana). Pandangan kedua mengemukakan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayan dan agama hindu buddha ke Indonesia, atau teori arus balik.

Namun teori penyebaran agama Hindu-Buddha manakah yang paling benar? Pertama, mari kita pahami dulu tiap macam-macam teori penyebaran kebudayan dan agama Hindu-Buddha di Indonesia ini.
1.    Teori Waisya

Teori Waisya adalah teori yang menyatakan bahwa golongan waisya lah yang yang menyebarkan agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia. Waisya sendiri merupakan kasta untuk kelas pedagang. Memang dizaman dahulu golongan terbesar dan yang pertama kali menetap di Indonesia adalah pedagang. Pedagang tersebut selain berdagang juga memperkenalkan agama Hindhu Budha di masyarakat nusantara. Mengapa pedagang India memilih menetap? Karena jalur pelayaran pada masa itu masih sebatas mengandalkan angin musim. Nah, selama para pedagang itu menetap, otomatis akan ada rasa sepi di hatinya. Oleh karena itu,  untuk mengisi ruang di hati, akhirnya para pedagang India memilih untuk melakukan perkawinan dengan  penduduk pribumi. Jadi masuklah budaya dan agama India di Indonesia. Inilah yang dimaksud teori Waisya. Tokoh pengusung teori Waisya adalah N.J Krom.

Teori ini memiliki kelemahan:

    Bahwa pedagang India yang datang ke Indonesia umumnya adalah masyarakat biasa sehingga perubahan budaya
    Kerajaan terbentuk di pedalaman, bukan di pinggir pantai pesisir


2.    Teori Ksatria

Ada tiga hipotesis dari para ahli bagaimana kebudayaan India dan agamanya menyebar ke Indonesia melalui golongan ksatria, Hipotesis ksatria sangat menekankan pada semangat golongan ksatria untuk berpetualang.

a.    Teori Ksatria menurut C.C Berg

Penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha menurut C.C Berg adalah para petualang dari golongan ksatria. Para Ksatria ini beberapa ada yang terlibat konflik perebutan wilayah antar suku-suku di Indonesia. Para ksatria ini membantu memenangkan salah satu kelompok suku yang bertikai.  Sebagai rasa terimakasih atas kemenangan itu, kepala suku memberikan hadiah berupa janji akan menikahkan salah seorang putrinya. Dari teori ini memudahkan bagi para ksatria untuk menyebarkan tradisi Hindu-Buddha. Hal ini karena ia telah menikah dengan anak kepala suku, yang  saat itu kepala suku memang dibapakkan oleh anggota suku. Sehingga pengaruh Hindu-Buddha mudah diterima masyarakat.

b.    Teori Ksatria menurut Mookerji

 Menurut pendapatnya, justru tentara Indialah yang membawa pengaruh keberadaan Hindu-Buddha dimasa lalu. Para ksatria ini membangun koloni dan ekspansi yang terus berkembang hingga menjadi kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan di India.

c.    Teori Ksatria J.L. Moens

Teori ini lebih menitik beratkan bagaimana menghubungkan proses-proses terbentuknya kerajaan di Indonesia pada awal abad ke 5 dengan apa yang terjadi di India di waktu yang sama. Pada saat abad kelima, banyak kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Karena dalam kehancuran, para ksatrianya melarikan diri ke Indonesia. Mereka terus berkembang di Indonesia hingga menjadi kerajaan.

Teori ini kurang meyakinkan, dan mempunyai kelemahan. Kelemahan Teori Ksatria:

1.    Para ksatria tidak menguasai huruf pallawa dan Sanskerta

2.    Kalau memang terjadi peristiwa penaklukan daerah di Indonesia oleh kerajaan di India, maka sudah pasti dicatatkan dalam bukti prasastinya. Namun sampai sekarang tidak ada. Kalaupun ada, misal prasasti Tanjore, yang menceritakan penaklukan kerajaan Sriwijaya oleh kerajaan Cola di India, tidak memenuhi syarat. Karena prasasti tersebut dibuat pada abad ke 11, sedangkan bukti-bukti yang harus diperlukan harus dibuat pada waktu yang jauh lebih awal.

3.    Tidak ditemukan perkawinan antara penduduk pribumi dengan ksatria

Secara keseluruhan, teori-teori diatas kurang benar. Pertama, karena kebudayaan India asli telah mengalami akulturasi, sehingga kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia berbeda dengan di India. Kedua, hanya kaum Brahmana yang boleh mengajarkan agama.


3.    Teori Brahmana

Menurut Van Leur, peranan kaum brahmanalah yang berpengaruh  dalam memperkenalkan budaya dan agama Hindu-Buddha. Kedatangan mereka karena diundang oleh penguasa bangsa Indonesia.
Teori Brahmana juga masih kurang meyakinkan. Mengapa?

Brahmana menurut ajaran tidak diperbolehkan untuk berpergian, mereka bertugas untuk bertapa, mendekatkan diri kepada sang kuasa, di suatu tempat peribadahan.

Terus manakah yang teori yang paling benar? Teori merupakan dugaan dan kemungkinan. Jadi teori belum tentu benar adanya. Tetapi tentu ada teori persebaran yang paling benar.







4. Teori Arus Balik

 Peta jalur penyebaran agama hindu budha di indonesia

Peta jalur penyebaran agama hindu budha di indonesia, berdasarkan jalur perdagangan


Teori arus balik inilah yang paling benar. Dengan menitikberatkan keaktifan orang Indonesia dalam masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Teori ini didukung oleh F.D.K Bosch.
Saat pertama kali India menjalin hubungan dengan Indonesia, bukan hanya para pedagang yang pertama kali datang, melainkan para intelektual yang ikut menumpang kapal pedagang. Mereka mengajarkan budaya-budaya India, (Bukan agama, karena hanya kasta Brahmanalah yang boleh mengajarkan agama). Penduduk pribumipun akhirnya tertarik, hal ini dikarenakan adanya kesamaan budaya. Misalnya saja; candi dengan punden berundak, kepercayaan, dan sebagainya.

 Dan orang-orang pribumipun akhirnya mendalami kebudayaan tersebut, mereka turut menumpang kapal pedagang untuk pergi ke India. Di sana ia pasti bertemu dengan para brahmana, dan akhirnya mendalami agama Hindu-Buddha. Setelah itu mereka pulang dan menyampaikan ilmu yang diperolehnya.

Dengan kemampuan local genius, penduduk pribumi mencoba menyesuaikan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia. Akhirnya terjadilah akulturasi kebudayaan. Itulah sebabnya mengapa kebudayaan Hindu-Buddha India ‘berbeda tetapi sama’ dengan kebudayaan Hindu-Buddha Indonesia. Karena 2 kebudayaan tersebut melebur menjadi satu tanpa menghilangkan kekhasan tiap kebudayaan. Ya kalau gak percaya, coba saja lihat fungsi candi India dengan candi Indonesia, pasti beda.

Itulah proses penyebaran hindu-buddha di indonesia yang sebenarnya


Kata kunci: proses penyebaran Asia tenggara

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget