Berbagai Cara Menerbitkan Buku ke Penerbit

Penerbit Buku
Penulis—tidaklah lengkap tanpa karya tulis (sama sekali tidak lengkap). Dan ada dua jenis karya tulis secara umum yaitu: karya tulis fiksi dan karya tulis nonfiksi*. Keduanya bisa dijadikan sebagai buku fisik maupun buku digital(E-book). Nahh... untuk pembahasan pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang macam jalur penerbitan buku. 

“Lalu apa hubungannya dengan yang diatas mas?
Gak ada sih... tapi—tapi disambungin ajalah ya :D.
Ahh.. Terserah lu” 

Yapp—Pembahasan kali ini tentang jalur penerbitan buku. Penting sekali bagi seorang penulis untuk menerbitkat karyanya. Mengapa demikian? Alasan utamanya menurut saya yaitu berbagi pengetahuan, dan untuk alasan lainnya ada banyak seperti mungkin saja, passive incomenya, kritik, solusi, perdebatan, atau juga alasan lainnya. Bagi yang sudah professional pasti sudah mengetahui apa saja sih jalur penerbitan buku itu, ya kan??. Mungkin yang masih pemula (seperti saya), masih banyak yang belum tahu tentang jalur penerbitan buku, maka dari itu mari kita belajar bersama-sama tentang penerbitan buku diartikel berikut ini. Ohh ya... bagi yang professional jangan pergi dulu ya (please), mungkin ada kritik atau saran atau mungkin juga masih mau tambah ilmu..
Ok langsung saja ke TKP: 

  1. Penerbit Mayor

     

Jalur ini merupakan jalur yang sangat digemari oleh penulis (yahh...mungkin tidak semuanya). Mengapa sih penulis memilih jalur ini? Sebenarnya ini jalur ini merupakan jalur yang mudah sekaligus menjadi jalur yang sulit, dikatakan mudah karena kita tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk menerbitkan naskah buku kita (Mmm—sebenarnya ada satu biaya sih yaitu saat kita mengirimkan naskah ke penerbit). Dikatakan sulit karena naskah kita belum tentu terbit, proses seleksi naskah pada penerbit mayor sangatlah ketat, sampe-sampe nih ngalahin ketatnya celana si cabe (Ups, kelepasan {Maaf}). Tapi tenang saja, bukan berarti naskah yang tidak terbit akan menjadi milik penerbit ataupun dibuang begitu saja. Pasti akan dikeembalikan, dan jika tidak dikembalikan hubungi penerbit ya, jangan hubungi saya :D.
Di Indonesia sendiri sudah terdapat banyak penerbit mayor. Misalnya saja Gramedia Pustaka Utama, Elex Media Komputindo, GagasMedia, Bentang Pusaka, dan masih banyak lagi. Secara umum dan meluas penerbit mayor adalah sebagi berikut: 

Cetakan: Jumlah cetakan yang diterbikan oleh penerbit mayor jika naskahnya diterima yaitu sekitar 1000 sampai 3000 eksemplar bahkan kalau saya tidak salah bisa mencapai 10.000 eksemplar (Wow.. Ghuilakk).

Lama Penerbitan : Sebelum terbit, naskah akan terlebih dahulu diseleksi dulu mana yang layak terbit dan mana yang tidak layak, waktu ini membutuhkan umumnya 1-3 bulan bagi penerbit. Kemudian penerbit akan mengkonfirmasikan apakah naskah Anda diterima atau tidak. Setelah itu, masih ada beberapa waktu lagi sebelum naskah terbit (menunggu giliran),ada yang cepat namun ada juga yang sampai bertahun tahun (jadi harus sabar ya). Hal ini bisa saja terjadi karena selera pasar ataupun alasan lainnya. Jika mungkin sudah sangat lama naskah Anda belum diterbitkan bisa Anda tanyakan kepihak penerbit atau bisa juga Anda menarik naskah Anda untuk diterbitkan penerbit lain. Tapi, tentu saja hal ini membutuhkan proses. Tidak langsung tarik naskah sekpenak e udel (sesuka hati). Dan prosesnya itu tergantung dari penerbit masing-masing. 

Rincian Biaya: Untuk biaya menerbitkan naskah melalui penerbit mayor adalah gratis tis tis tis... tapi jangan senang dulu—hal ini (gratisnya) tidak termasuk biaya pengiriman naskah, kalu biaya pengiriman naskah bayar sendiri lah. 

Royalti: Royalti untuk penulis kurang lebih 10% dari total penjualan buku. Royalti bisa diambil ketika sudah mencapai rupiah tertentu atau sudah mencapai beberapa bulan. 

Seleksi Naskah: Berbeda dengan vanity publisher yang umumnya secara langsung menerima naskah yang dikirim, penerbit mayor akan menyeleksi buku yang akan diterbitkan. Karena tentu saja naskah yang mereka terima tidak hanya 3 atau 4 naskah, melainkan puluhan hingga ratusan naskah. Dan naskah akan dicetak hingga lebih dari 1000 eksemplar. Bayangkan saja jika buku yang sudah diterbitkan tidak laku dijual, waduh waduh waduh, bisa-bisa gulung tikar nih si mayor. Maka dari itu penyeleksian terhadap naskah dilakukan dengan sangat ketat
  1. Vanity Publisher

     

Jalur Penerbitan buku yang kedua adalah melalui vanity plubisher. Maksdunya adalah kita membayar sebuah tim atau sebuah perusahaan (penyedia layanan penerbitan buku) untuk menerbitkan (calon) buku kita. Sekarang ini sudah banyak sekali tim penyedia layanan vanity publisher di dunia maya maupun di dunia nyata. Tinggal tanya mbah Google semua beres. Secara umum vanity publisher adalah sebagi berikut: 

Cetakan : Secara umum vanity publisher tidak menentukan berapa jumlah eksemplar buku yang akan diterbitkan, perusahaan atau tim vanity publisher akan mencetak jika terjadi pemesanan buku atau yang biasa disebut PoD (Print on Delivery) dicetak ketika ada pemesanan. 

Lama penerbitan : Naskah yang diterima oleh vanity publisher tentunya akan segera diproses dan diedit lebih lanjut. Berbeda dengan penerbit mayor yang akan mengikuti selera masyarakat terlebih dahulu sebelum menerbitkan buku. 

Rincian Biaya : Kita perlu merogoh kocek yang cukup dalam jika ingin menerbitkan buku lewat jalur ini. Harga tergantung dari layanan apa saja yang kita pilih dalam penerbitan buku kita. Layanan yang kita berbanding lurus dengan harga yang akan kita bayarkan . Wahh... jadi pelajaran fisika nih. Jasa yang disediakan antara lain:
- Edit naskah
- Layouting naskah
- Membuat cover buku
- Mencetak buku
- Dll. 

Royalti : Royalti yang Anda peroleh tergantung dari tim vanty publisher yang mana yang Anda pilih untuk menerbitkan (calon) buku Anda. Karena setiap tim memiliki ketentuan mereka masing-masing. Namun secara umum dan meluas royalti yang bisa didapat adalah sekitar 15%-20% dari hasil penjualan buku. 

Seleksi Naskah : Penerbit vanity publisher tidak akan menolak naskah buku Anda. Tentu saja, selama buku tersebut tidak melanggar ketentuan yang berlaku seperti naskah tersebut adalah karya sendiri dan tidak plagiat. Dan juga setiap penyedia layanan penerbitan buku memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri, jadi lebih baik baca ketentuan dulu sebelum mengirim naskah Anda.
  1. Self Publisher

     

Banyak yang menyama-nyamakan antara vanity publisher dengan self publisher. Salah... salah besar. Vanity publisher bukan self publisher dan self publisher bukan vanity publisher (dia bukan aku dan aku bukan dia :D ). Memang biasanya tim vanity publisher menggandengkan dan juga mengulurkan tangannya untuk self publisher, tapi sekali lagi dua hal yang berbeda jangan disamakan. Jadi apakah self publisher itu? Self publisher itu misalnya tokohnya adalah Leina (Nama disamarkan.. Hehe) 
Leina yang menulis naskah
Leina yang mengedit naskah
Leina sendiri yang layouting naskah
Leina juga yang membuat cover buku
Dan dia juga yang mencetak buku
Terakhir, Leina sendiri lah yang akan mempromosikan bukunya
(sepertinya leina terlalu lama sendiri) 


Untuk poin kedua sampai poin kelima bisa dikerjakan atau dibantu oleh penyedia layanan jasa penerbitan vanity publisher, misalkan saja leina bisa melakukan segala yang diatas tadi, tapi—hanya satu yang ia tidak bisa yaitu membuat cover bukunya, maka ia bisa meminta bantuan (tidak gratis lho) kepada penyedia jasa untuk membuatkan cover bukunya, lalu melanjutkan mencetak bukunya sendiri dst.
Untuk simpelnya self publishing adalah penulis yang mengatur sendiri proses penerbitan bukunya (mulai dari menulis sampai), meskipun dimungkinkan dibantu oleh penyedia jasa layanan pra-terbit. 


Manakah Yang Terbaik?


Kata Bijak

Semuanya baik—yaps semuanya baik, tapi diantara yang baik pasti ada yang terbaik.
Kalau menurut pendapat saya pribadi sih... Hmm... mungkin penerbit mayor, alasannya karena gratis ya gratis, alasan terbaik. Gratis tentu saja karena saya masih pemula saya pasti memilih yang gratis daripada rugi.. Hehe. Tapi tidak ada salahnya juga sih bagi seorang pemula seperti saya ini untuk menerbitkan buku lewat vanity publisher maupun self publisher 


Jadi intinya semua tergantung pada kita mau pilih jalur yang mana. Yang penting itu tujuan utama kita kan sebagai para penulis untuk membagi ilmu. Karena berbagi adalah hal yang indah lagi menyenangkan. Mau pilih mayor kek, mau pilih vanity kek, mau pilih self kek, terserah aja, tohh kita udah tahu mana kelebihan dan kekurangan masing-masing (secara umum). Pokoknya sesuai selera, kemampuan, dan keinginanlah.
Labels:

Post a Comment

- Comment dilarang spam-menyebarkan link
- Untuk mendapatkan backlink berkomentarlah menggunakan gmail / openid
- Dilarang komentar 'dewasa'
-Sharing is Caring. Jangan lupa like fanpage kami

Refano Pradana

{google-plus#https://plus.google.com/u/0/112244076923112035800/} {pinterest#https://id.pinterest.com/apsdbgsmgs/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget